Faktor Pembelit

Keterbelitan berlaku pada dua hal yang saling terkait, misalnya dua elektron dalam 1 orbital, genom manusia, desain sandal, besaran-besaran pokok fisika. Mereka dipisahkan ruang dan waktu, namun seolah-olah mereka berkomunikasi meskipun tidak pernah bersinggungan.

Keterbelitan memuat mekanisme korespondensi untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Korespondensi yang dapat mewujudkan karakteristik mereka. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai mekanisme korespondensi ini sangat penting untuk menggali informasi-informasi yang berkaitan dengan karakteristik objek tersebut.

Jika ada informasi mengenai dua objek A dan B yang saling terbelit, keduanya berpasangan, maka informasi yang satu adalah penjelasan dari informasi lainnya. Informasi yang dimaksud mencakup semua hal: prinsip dasar, besaran fisik, aksioma dan teorema matematika, reaksi kimia, hukum fisika, spesies, organisme dan bahkan semua hal yang belum diketahui.

Hal itu memungkinkan hubungan A dan B dapat diterapkan secara umum sebagai mekanisme alami yang disebut keterbelitan intrinsik, dapat dinyatakan:

A = k B

dimana A adalah karakteristik objek yang terbentuk dari karakteristik B dengan k sebagai faktor pembelitnya.

Secara definitif, “dua sejoli” A dan B haruslah mengandung informasi yang terbatas dan terbelit. Berdasarkan jenis informasinya, faktor pembelit k terbagi menjadi 3, yakni berupa nilai, arah serta nilai-arah.

Pertama, faktor pembelit k dapat berupa nilai yang menjelaskan kesetaraan A dan B. Misalnya pada hubungan antara energi kuantum dan frekuensi E = hf dimana h adalah konstanta yang memiliki nilai tertentu. Begitu pun kaitan antara ruang dan waktu r = ct dimana c adalah konstanta cahaya dengan nilai tertentu.

Yang kedua, faktor pembelit k dapat berupa arah yang menjelaskan keterbalikan A dan B. Contoh yang terkenal adalah hubungan antara gaya aksi dan reaksi Newton F aksi = -F reaksi dimana -1 menandakan suatu arah yang saling berlawanan. Demikian juga definisi “gelas kosong” yang saling terbalik dengan “gelas penuh” 0 = -∞ sehingga mereka memiliki faktor -1 yang melekat secara intrinsik.

Yang terakhir, faktor pembelit k dapat berupa nilai dan arah yang menunjukkan sifat dan perilaku A dan B. Misalnya pada hubungan antara manusia “pria” dan manusia “wanita,” secara sifat dan perilaku berlawanan, Pria = -x Wanita, dimana -x adalah faktor pembelit yang kompleks.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *