Gelas Kosong, Gelas Penuh

Adanya garis batas gelas menegaskan adanya batas terbawah dan batas teratas dari suatu informasi.

Nilai dan arah adalah dua karakteristik yang mewakili semua informasi pada objek-objek pengetahuan kita, dari partikel-partikel terkecil di dalam bumi terdalam hingga galaksi-galaksi terbesar di langit tertinggi. Karakteristik nilai berupa jumlah atau besarnya material pada suatu objek, yang diilustrasikan dengan suatu titik/noktah di dalam gelas semesta (skalar). Sementara karakteristik arah berupa apa yang dikerjakan objek tersebut, dilustrasikan dengan arah anak panah (vektor).

Peradaban manusia memiliki instrumen yang dapat menjelaskan karakteristik-karakteristik tersebut dengan cara yang jauh lebih efisien dan sederhana, yakni bilangan. Mereka menyusun struktur bahasa matematika yang abstraktif untuk kemudian menyusun bahasa fisika yang deskriptif.

Dalam sistem pengetahuan kita, struktur bahasa manusia yang kompleks dan tidak efektif digantikan dengan bahasa matematika dan fisika yang sederhana dan efektif untuk menjelaskan nilai dan arah yang dimiliki objek-objek alam semesta.

Suatu bilangan atau besaran atau keduanya memiliki karakteristik yang dapat diwakili sebuah nilai berupa titik-titik atau himpunannya dalam gelas semesta dan arah yang hanya menuju 2 direksi; maju-mundur, kanan-kiri atau apapun istilahnya.

Dengan kata lain, titik-titik bisa saja sangat banyak mengisi dan eksis di dalam gelas semesta, namun arah dan resultan arahnya hanya bermakna 2 saja; positif atau negatif.

Jika nilai “gelas kosong” semesta dapat diwakili dengan simbol 0, maka “gelas penuh” dapat diwakili dengan simbol ∞. Kedua bilangan tersebut adalah batas-batas dari pengetahuan kita. Kedua bilangan tersebut setara, sehingga baik 0 maupun ∞ sama-sama penting dalam struktur bahasa ilmu pengetahuan.

Kenapa sampai saat ini kita hanya memperhatikan “gelas kosong”?


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *