Keterbelitan

Objek-objek semesta dapat dipecah ke bagian-bagian penyusunnya. Benda-benda dapat dipartisi menjadi molekul-molekul. Molekul dapat dipartisi menjadi atom-atom. Atom dapat dipartisi menjadi inti-inti atom. Inti atom dapat dipartisi menjadi hadron-hadron. Hadron dapat dipartisi menjadi fermion-fermion.

Di dalam partisi-partisinya, mereka membentuk pola berpasangan yang khas dan saling terbelit.

Asal-mula gagasan ini muncul ketika saya menyusuri sebuah mal besar di Jakarta. Ketika melewati sebuah toko pakaian, seorang wanita tiba-tiba menabrak.

Dengan lemah-lembut dia mengatakan, “Eh, maaf mas!”

Namun seorang pria kekar di sampingnya mengumbar pandangan penuh amarah, sambil berucap, “Jangan macam-macam!”

Hampir saja kepalan tangannya melayang. Untungnya, si wanita meredamnya.

Mengapa karakter pria dan wanita bertolak-belakang? Ada semacam kaidah yang memperlakukan kedua objek tersebut untuk saling bertolak-belakang, sehingga kode-kode genom pada pria membentuk struktur fisik dan psikis yang bertolak-belakang dengan wanita, bahkan sejak dalam kandungan.

Kemungkinan protein-protein pada cikal-bakal manusia berjenis kelamin pria membentuk penis “yang seperti itu bentuknya,” misalnya, sebagai alat kelamin sangat tinggi meskipun mereka tak memiliki cara apapun untuk berkomunikasi dengan protein-protein pada cikal-bakal manusia berjenis kelamin wanita di luar sana yang membentuk vagina “yang seperti itu bentuknya.”

Tidak ada contoh di dunia ini genom wanita akan mengodekan protein untuk membentuk penis atau pun sebaliknya.

Jadi, keterbelitan antara manusia pria dan wanita telah mengurutkan kode-kode genom mereka dengan sendirinya disebabkan pola berpasangan yang melekat pada mereka inseparable (tak terpisahkan).


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *